Saksi Sebuah Pohon
Sebenarnya aku ini apa? Seorang pembunuh? Iya lebih pantas, sebut saja begitu. Setiap hari aku harus menyaksikan kematian yang dipaksakan. Pohon itu, pohon dibelakang rumahku saksinya. Seakan sayup-sayup suara terdengar dari sana. Rintihan nyawa tak berdosa. Pohon saksi perbuatanku.
Aku jadi teringat pohon Taru Menyan, di desa Trunyan, Bali. Mayat diletakan begitu saja hingga si mayat hanya berbentuk tulang. Disana baunya tidak busuk, tidak membuat kita muntah. Bahkan wangi. Berbeda dengan pohon belakang rumahku. Aku tidak meletakkan mayat begitu saja tentunya. Aku kubur baik-baik di bawah rindangnya pohon sawo belakang rumah.
Hampir setiap hari selalu ada yang harus ku bunuh, kemudian ku kubur di belakang rumah. Di bawah pohon sawo. Dan setelah itu, setiap malam aku merasa mendengar pohon itu berisik, "kamu pembunuh nyawa tak berdosa, kamu pembunuh!".
Kemudian sayup-sayup ku dengar,
Ibu-ibu
Kenapa kau membunuhku?
Ibu-ibu
Kenapa kau tak menginginkanku?
Ibu-ibu
Apa salah dan dosaku kepadamu?
Harusnya aku menjadi gila. Namun tidak, aku menikmati pekerjaanku. Keluargaku butuh makan, aku butuh hidup.
***
"Kamu masih melakukannya, nduk?" ibuku berkunjung dan selalu bertanya ini kepadaku.
"iya bu, perpanjangan hidup, kan hidup butuh uang. Jasa seperti ini dicari orang bu, apalagi zaman makin edan" kataku menjawab serius.
"Ibu ndak suka kamu begitu nduk, ga berkah" Ibu melanjutkan ceramahnya.
"Jangan bilang berkah deh bu, itu para Ibu di luar sana, didik saja anaknya agar benar, agar tidak perlu datang ke aku merengek minta di obrak-abrik perutnya, memaksakan janin yang seharusnya hidup, berakhir dengan kematian. Aku ini ya nolong mereka yang memang mau Bu." Begitulah aku menceritakan keadaan sebenarnya.
Wajah Ibu berkaca-kaca dan berucap," semoga kamu sadar nduk dan menyadarkan orang-orang yang datang kepadamu."
Aku terdiam dan berkata dalam hati," praktek aborsi ini tidak akan tutup, kecuali aku tertangkap dan dihukum sesuai aturan Negara."
#30DWC
#30DWC12
#Day20
#ODOPfor99days
Komentar
Posting Komentar