3 Alasan Kuat Menjalani Hidup

Di dunia ini kita perlu menciptakan alasan yang membuat kita merasa kuat untuk bertahan bahwa kita tetap hidup. Tanpa berharap mati. Setiap orang memang mempunyai takdir masing-masing dalam hidupnya. Dan setiap orang punya cara untuk tetap menjadi kuat dalam menjalani hidup. Karena ada hal yang harus diperjuangkan dalam hidup. Ada alasan yang harus diperjuangkan. Kekuatan itulah yang nantinya akan membentengi diri kita untuk menjadi pribadi yang tegar menghadapi badai. 

Saat merasa terpuruk dan dunia seakan runtuh. Kegagalan demi kegagalan. Kesedihan serta hal lain yang membuat diri ini semakin tak berdaya. Maka kita perlu membuat benteng untuk diri kita sendiri. Ada tiga alasan membuat kita kuat menghadapi hidup. 

1. Tuhan

Apapun keyakinanmu, segala sesuatu berawal dari Tuhan. Alasan terbesar manusia untuk meminta, memohon dan berdoa. Disaat kita merasa pada titik paling rendah, hati akan mencari ketenangan dengan menyebut Tuhan. Dia adalah tempat segalanya berpasrah. 

Beberapa hari lalu, teman saya bercerita tentang kematian pasangan hidupnya dalam titik paling rendah, ia merasa sangat terpuruk, berharap pasangannya hidup kembali. Namun, ia ingat bahwa segala yang terjadi karena Tuhan berkehendak. Dia mencari alasan dan mencari Tuhan di malam yang sunyi, memasrahkan segalanya. Hingga hanya terdengar suara hatinya sendiri. Ia belajar mencintai takdirnya. 

Disisi lain teman saya bercerita bahwa ia mengalami hal yang mengerikan dalam rumahtangga. Pada akhirnya ia berkata bahwa ia kuat karena Tuhan. Ia masih punya Tuhan sebagai tempat mengadu, ia masih punya Tuhan sebagai sandaran yang tak pernah lelah. Ia berpasrah. Biar Tuhan yang putuskan. 

2. Keluarga

Kita terkadang lupa, bahwa saat kita terpuruk, masih ada keluarga disekitar kita. Keluarga yang selalu rela memberikan bantuan untuk kita. Keluarga yang mau berbagi cinta dan kebahagiaan. Jika kau seorang anak, maka lihatlah wajah ibu dan bapakmu. Jika kau seorang ibu atau bapak lihatlah wajah polos anak-anakmu. Mereka membutuhkan kita, jangan merasa paling sengsara dalam hidup, karena saat kita sengsara, mereka lebih sengsara lagi melihat kondisi kita. Apapun kondisi kita saat ini, lihatlah keluarga. Ia yang rela menemani kita untuk tetap bertahan. 

Beberapa bulan lalu, saya menjenguk teman saya yang sedang sakit. Tetapi hanya bertemu dengan suami dan anak-anaknya. Anaknya yang kecil ternyata mengalami kelainan kaki. Sementara si ibu sedang berjuang pula dengan sakitnya. Saya lihat wajah suaminya yang tegar menghadapi segala hal yang ada didepannya. Ia tetap bersemangat mengurus segalanya. Hingga pada suatu hari istrinya meninggal. Dan si suami tetap berjuang untuk melanjutkan hidup bagi kedua anaknya.
Maka disitulah nilai kekuatan terbesar untuk hidup. Alasannya adalah keluarga. 

3. Diri Sendiri 

Untuk apa kita masih hidup? Karena kita belum waktunya untuk mati. Maka kitalah yang akan memutuskan bagaimana seharusnya diri kita kuat dan tegar menghadapi kehidupan. Bukankah kita punya tujuan dalam hidup? Bukankah kita punya harapan, mimpi dan cita? Lalu kenapa kita terdiam? Jika masih ada sebuah kesempatan kita untuk melanjutkan hidup kenapa tidak? Kita tak pernah tahu sampai dimana batas umur kita. Maka ambil kesempatan itu untuk menjadi kekuatan terbesar kita. 

Segala hal yang saat ini dan akan terjadi dalam hidup, mari mulai mengumpulkan energi. Ciptakan kekuatan. Carilah alasan untuk bertahan dan melanjutkan hidup. Karena masa depan tercipta dari awal kita lahir hingga titik akhir yang kita tak pernah tahu ujungnya. 

Selamat menikmati hidup. 

Berusahalah untuk menjadi kuat. 

Komentar

  1. TFS Mbak Putri. Tulisannya menjadi penyemangat saat diri ini kadang lelah dengan berbagai persoalan hidup :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak mba kiki sudah mampir baca. Iya mba, begitulah yang saya rasakan. Jadi bisa sharing deh.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saksi Sebuah Pohon

Ingin Membuat Konten yang Menarik? Yuk, Jalan-Jalan ke Yogyakarta

Motivasi, Tujuan dan Mimpiku