Ciptakan 7 Hal Bahagia Yuk Ma!
Bahagiakah Mama hari ini? Atau malah merasa galau dengan keadaan? Bukankah bahagia itu sederhana? Bukankah bahagia itu bisa kita ciptakan? Karena saat Tuhan masih memberi kesempatan kita untuk hidup, maka kita berkah bahagia. Dan masing-masing Mama punya persepsi bahagia dalam kehidupannya. Ada yang bahagia karena punya harta melimpah, ada yang bahagia karena sering jalan-jalan ke luar negeri. Kalau Mama? Lihatlah Ma, lihat dari hal sederhana. Biarkan diri kita memilih untuk mencipta bahagia dengan cara kita, bukan dengan cara orang lain.
Ada 7 hal yang bisa kita ciptakan untuk bahagia. Simak yuk Ma.
1. Pengurus Keluarga
Sudah menjadi hal yang umum ketika kita menjadi seorang ibu, maka keluarga adalah hal utama. Mari mengawali kebahagiaan berawal dari tempat bernama rumah. Rumah adalah pusat gravitasi keluarga. Dari sana lah seorang istri, seorang ibu akan memulai banyak hal bersama keluarga. Wanita memiliki peran dominan dalam mengurus keluarga. Ia akan punya banyak kesempatan untuk mempersiapkan segalanya bagi keluarga. Mulai dari bangun pagi hingga malam menjelang untuk menutup mata. Disaat itulah Mama harus mampu merasakan bahagia. Bahagia saat keluarga sehat dan saling bercengkrama. Bahagia saat keluarga saling berkomunikasi di dalam rumah. Suasana hangat penuh diskusi. Ciptakan itu, Ma. Ciptakan suasana bahagia di meja makan, saat di ruang keluarga atau saat melakukan proyek bersama keluarga. Akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk Mama merasakan kebahagiaan bersama keluarga. Lihatlah tawa suami, lihatlah cerianya anak-anak. Bahagia Mama ada disana, di tempat bernama rumah dengan kita sebagai pengurus terbaik keluarga.
2. Bekerja di Ranah Publik
Hai, Mama, jangan bersedih ya ataupun merasa galau. Saat ini memang sedang ramai informasi saling bersinggungan. Diberi kesempatan mampu bekerja di ranah publik adalah sebuah kebahagiaan tersendiri lho Ma. Karena selain Mama mampu berada di rumah, Mama pun dituntut mampu berada di tempat kerja. Menciptakan kebahagian di ranah publik bisa Mama lakukan. Bukankah Mama bertemu rekan sejawat? Mereka adalah bagian dari keseharian Mama saat Mama bekerja. Nikmatilah saat kita bisa berkumpul bersama teman, Ma, tanpa gangguan dari manapun. Dan bekerja di ranah publik sudah menjadi pilihan keluarga bukan? Maka berbahagialah, Mama bisa membantu keluarga dari segi finansial, Mama bisa lebih tangguh dan lebih produktif dalam hidup. Berbahagialah selagi kesempatan itu masih ada ya, Ma.
3. Bekerja di Ranah Domestik
Siapa bilang Mama yang berada di ranah domestik itu ga asyik dan butuh piknik? Bekerja di ranah domestik itu seru dan bahagia lho Ma. Bonus waktu 24 jam bersama keluarga. Jika yang sudah punya buah hati, maka 24 adalah hal yang istimewa. Bukankah tawa dan tingkah laku si kecil adalah kebahagiaan untuk Mama? Lihatlah Ma, si kecil merengek minta diperhatikan. Suami pulang, Mama siap menyambut dengan bahagia. Mama pun sudah sangat membantu suami dengan mengurus rumah secara full dan menjadi penjaga terbaik untuk anak-anak. Bukankah itu membahagiakan Ma? Karena seorang Mama yang rela bekerja di ranah domestik adalah ia yang sabar, tangguh dan hanya berharap kemuliaan.
4. Sang Fasilitator
Sadar ga Ma, Mama ini sang fasilitator lho. Fasilitator itu kan tugasnya memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan sekitar. Maka Mama menjadi seorang fasilitator di lingkungan keluarga. Jika Mama, seorang istri, fasilitasi suami sepenuhnya. Mama bisa ikut melakukan hobi bersama suami. Rasakan kebahagiaan suami agar Mama pun ikut terpercik bahagia. Jika Mama seorang ibu, Mama berhak menentukan apapun untuk membuat anak-anak terkondisikan dengan baik. Mulai dari memilih tempat bermain, memilih mainan, menciptakan ide kreatif bermain bersama anak. Maka disitulah Mama akan temukan bahagia, kebahagiaan itu terasa saat Mama bermain full bersama anak, melihat tayangan, melihat senyumnya dan akhirnya mereka memeluk Mama kemudian berkata, "terima kasih Ma, aku sayang Mama."
5. Sang Kreator
Seorang Mama pasti akan menjadi kreatif. Percaya deh lihat saja jika suami mulai terlihat bosan di meja kerjanya. Maka Mama akan berfikir keras bagaimana menciptakan ruangan nyaman untuk suami. Saat Mama berhasil melakukannya, disitulah Mama Bahagia. Disisi lain saat anak mulai bosan makan, susah makan dan mogok makan. Maka Mama akan berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan makanan yang cantik dan lezat untuk dikomsumsi. Akhirnya Mama mampu berkreasi dan bereksperimen untuk menciptakan makanan yang menarik bagi anak-anak dan anak-anak suka serta semangat untuk makan. Bahagia bukan Ma? Ketika anak akhirnya suka dan melahap habis makanan yang dibuat Mama?
6. Senyuman Mama
Tau ga Ma, kalau Mama murung dan sedih, seluruh anggota keluarga lain juga terpercik aura negatifnya lho. Jadi Ma, cobalah berdamai dengan masalah ya Ma. Tarik nafas dan tersenyumlah. Hidup itu masalah Ma, tidak akan ada hidup yang tak luput dari masalah. Cucian numpuk, jadi masalah, anak rewel bisa jadi masalah,bahkan suami lemburpun menjadi sebuah masalah. Jika Mama semakin uring-uringan maka Mama akan jauh dari kebahagiaan. So, tersenyum ya Ma. Awali pagi dengan senyuman, karena senyum menghasilkan energi positif untuk Mama melewati hari. Senyum menjadi kekuatan mama untuk menghadapi masalah. Senyum mama itu kebahagiaan untuk keluarga. Senyum mama adalah energi terbesar dalam rumah. Mama Bahagia keluargapun ikut bahagia.
7. Doa
Percayakah Mama, bahwa sering berdoa akan membuat kita semakin bahagia? Berdoa merupakan permohonan langsung kita kepada Sang Pencipta. Sumber dari segala kebahagiaan. Berdoalah sebanyak-banyaknya Ma. Agar hati merasa tenang, lega dan bahagia. Karena sejatinya Tuhan lah yang memberikan kebahagiaan sesungguhnya dalam hati kita. Biarkan doa itu menembus langit, membuka pintu dan keberkahan. Doa yang didengar para malaikat, doa yang tulus dari Mama bahwa bahagia sesungguhnya adalah ketika kita memperkaya jiwa dan hati kita untuk orang-orang disekitar kita.
Bagaimana Ma? Ternyata bahagia itu bisa kita ciptakan ya Ma, dari hal sederhana. Tanpa sadar ternyata kita sudah menciptakan kebahagiaan untuk diri kita sendiri ya Ma.
"Jempulah bahagia itu dengan mengetuk pintu Tuhan. Dan sederhanakanlah, karena kebahagiaan berawal dari hal sederhana." (Putri Utami DN)
Komentar
Posting Komentar