Refleksi Diri

Refleksi Diri

Dari dulu aku suka suara hujan. Dan aku masih ingat ketika itu, saat aku jatuh cinta pertama kali dengan suamiku, hujanlah yang menyambutnya. Jika harus menulis  apa saja yang  harus saya  refleksikan  sebagai  istri. Banyak.
Katanya harus  banyak istighfar dan berucap  syukur, begitu  aku dengar  nasehat  seorang nenek, yang di undang  memijit  ke rumah  mamah.

Disaat amarah  memuncak  seharusnya mulut  ini  diam  dan tidak  mengomel, ternyata itu  sulit. Nah, disitulah wajibnya  beristighfar. Sebut  terus sampai  hati  menjadi  teduh. Ini  yang berusaha  sedang saya lakukan. Harus  continue. Merefleksi  diri. Setiap  hari.

Disaat  dirundung  masalah, terkadang  saya  malah  emosi  dan menangis  kemudian memendam  dendam. Lagi dan lagi itu salah. Kembalikan  lagi  ke istighfar sebanyak-banyaknya. Sebut berulang  dalam hati  sebagai  terapinya.

Berucap  saja memang sulit, setidaknya  ini menjadi  pengingat  diriku  pribadi. Karena  saat  aku merasa  rapuh, aku harus  perbanyak  istighfar. Dan saat  diberi  bahagia  jangan lupa  bersyukur seterusnya.

Allah akan melihat  seberapa besar usahamu  ketika  berusaha merefleksi  diri. Disisi lain aku butuh  orang  yang mendampingiku  untuk  sejenak  juga  mengutakaran  kekuranganku. Dan menguatkanku  untuk  berubah  menjadi  lebih  baik  lagi.

"Tidak ada istri  yang  sempurna, hanya  ia sedang  belajar menuju sempurna." -Putri Utami DN-

#ODOPfor99days
#catatantujuhbelas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saksi Sebuah Pohon

Ingin Membuat Konten yang Menarik? Yuk, Jalan-Jalan ke Yogyakarta

Motivasi, Tujuan dan Mimpiku