Hikmah Dibalik Kata "Mertua"

Hikmah dibalik kata "Mertua"

Kata "mertua" sering  kali dianggap  antagonis, layaknya  difilm - film  sinetron. Atau di grup  ibu - ibu yang curhatananya  menceritakan betapa  antagonisnya  seorang mertua.

Hey, kamu ga sadar kah? Bahwa  posisimu  kelak  akan menjadi  mertua  juga? Jika  nanti  anak-anakmu  nikah tentu  kamu pasti  berganti nama  menjadi mertua, begitu sebutannya  oleh  menantumu.

Lalu dimana  ceritamu  itu  saat dulu  kamu  menggunjingkan  mertuamu  di grup, di media  sosial. Benakmu  yang beranggapan  bahwa  mertua  selalu  antagonis. Kamu ? Jadi antagonis  juga kah setelah  menjadi  mertua?

Dalam sebuah  rumah  tangga, gesekan  akan muncul  dari banyak  hal. Tidak hanya dari  suami, dari  keluarga mertua bahkan  keluarga sendiri  sekalipun. Yang perlu  kamu lakukan  adalah  mendamaikan dirimu  sendiri. Saat amarahmu datang, coba redamkan, jangan malah kamu semakin  memupuk amarahmu. Saat masalah  itu semakin  menyesakkan  dada, coba  bermeditasi, merenung  atau  datang  kepada Tuhanmu  untuk  bersujud. Bukankah  masalah  demi  masalah  akan selalu datang  dan Tuhan  sudah punya  jalan keluarnya segera? Dirimu sendirilah  yang tahu segala tentang jiwamu. Dan ingat, tidak  hanya  kamu  yang  bermasalah  dalam hidup ini. Banyak  orang  diluar  sana, setelah  berumah tangga  terbentur juga  dengan  masalah  hanya kadarnya  yang  berbeda. Jadi  jangan  merasa  paling  merana  di dunia  ini. Dan ingat  mertuamu  adalah  ibu dari suamimu. Tanpanya  tak akan ada suamimu. Dan selayaknya  kamu  yang harus  punya  kelapangan  hati. Segalanya  dimulai  dari dirimu. Karena  kelak  posisi  mertua  akan disandang  olehmu, hanya  masih butuh  waktu  bertahun-tahun  untuk  menyandang gelar itu. Belajarlah  dari sekarang, damaikan  dirimu. Percayalah, kamu mampu  melewati  aliran  emosi itu.

Kuningan, 21 Februari  2017

#ODOPfor99days
#catatantigabelas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya Tanda Baca