Home Sweet Home
Home Sweet Home
Dalam fikirku, home itu berarti rumah. Rumah tempat menuju pulang. Ternyata arti tersebut bergeser sekarang, setelah aku memilikimu.
Home adalah tempat dimana kamu, aku dan anak-anak kita berkumpul, bercengkrama. Bukan lagi soal bangunan rumah. Tapi dimanapun dan kapanpun ketika berkumpul, itulah home.
Minggu lalu aku meminta ijin untuk ke rumah mamah. Aku merasa karena rumah mamah adalah tanah kelahiranku, maka artinya aku pulang. Ada rasa senang dan nyaman saat ada di dekat mamah . Tetapi kemudian aku merasa ada ruang kosong. Ada kewajibanku yang terbengkalai, suami. Ah, iya dia yang harus bangun sendiri, tidur sendiri, cari makan sendiri, menyiapkan baju sendiri. Maaf Yanda, istrimu ini meminta "me time" dan ternyata saat jauh begini, aku memikirkanmu, segalanya ada rindu.
Ternyata ini bukan pulang, iya bukan. Pulang itu ketika kita dan anak-anak bersama. It is a home. Home sweet home. Jauh darimu mengajarkanku bahwa tak semudah itu aku membersamai anak-anak. Tak semudah itu pikiran dan hati ini menjadi tenang. Hey, Yanda, tolong jemput, aku mulai bosan. Dan anak-anak mulai bertanya tentangmu.
We met and we build a home sweet home.
Kuningan, 21 Februari 2017
Komentar
Posting Komentar