Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Refleksi Diri

Gambar
Refleksi Diri Dari dulu aku suka suara hujan. Dan aku masih ingat ketika itu, saat aku jatuh cinta pertama kali dengan suamiku, hujanlah yang menyambutnya. Jika harus menulis  apa saja yang  harus saya  refleksikan  sebagai  istri. Banyak. Katanya harus  banyak istighfar dan berucap  syukur, begitu  aku dengar  nasehat  seorang nenek, yang di undang  memijit  ke rumah  mamah. Disaat amarah  memuncak  seharusnya mulut  ini  diam  dan tidak  mengomel, ternyata itu  sulit. Nah, disitulah wajibnya  beristighfar. Sebut  terus sampai  hati  menjadi  teduh. Ini  yang berusaha  sedang saya lakukan. Harus  continue. Merefleksi  diri. Setiap  hari. Disaat  dirundung  masalah, terkadang  saya  malah  emosi  dan menangis  kemudian memendam  dendam. Lagi dan lagi itu salah. Kembalikan  lagi  ke istighfar sebanyak-banyaknya. Sebut berulang  dalam hati  sebagai  terapinya. Berucap  saja memang sulit, setidaknya  ini menjadi  pengingat  diriku  pribadi. Karena  saat  aku merasa  rapuh, aku harus 

Hikmah Dibalik Kata "Mertua"

Gambar
Hikmah dibalik kata "Mertua" Kata "mertua" sering  kali dianggap  antagonis, layaknya  difilm - film  sinetron. Atau di grup  ibu - ibu yang curhatananya  menceritakan betapa  antagonisnya  seorang mertua. Hey, kamu ga sadar kah? Bahwa  posisimu  kelak  akan menjadi  mertua  juga? Jika  nanti  anak-anakmu  nikah tentu  kamu pasti  berganti nama  menjadi mertua, begitu sebutannya  oleh  menantumu. Lalu dimana  ceritamu  itu  saat dulu  kamu  menggunjingkan  mertuamu  di grup, di media  sosial. Benakmu  yang beranggapan  bahwa  mertua  selalu  antagonis. Kamu ? Jadi antagonis  juga kah setelah  menjadi  mertua? Dalam sebuah  rumah  tangga, gesekan  akan muncul  dari banyak  hal. Tidak hanya dari  suami, dari  keluarga mertua bahkan  keluarga sendiri  sekalipun. Yang perlu  kamu lakukan  adalah  mendamaikan dirimu  sendiri. Saat amarahmu datang, coba redamkan, jangan malah kamu semakin  memupuk amarahmu. Saat masalah  itu semakin  menyesakkan  dada, coba  bermedita

Home Sweet Home

Gambar
Home Sweet  Home Dalam fikirku, home  itu  berarti  rumah. Rumah  tempat  menuju  pulang. Ternyata  arti  tersebut  bergeser  sekarang, setelah  aku memilikimu. Home  adalah  tempat  dimana  kamu, aku dan anak-anak kita berkumpul, bercengkrama. Bukan  lagi soal  bangunan rumah. Tapi dimanapun  dan kapanpun  ketika  berkumpul, itulah  home. Minggu  lalu  aku meminta ijin  untuk  ke rumah  mamah. Aku merasa  karena  rumah  mamah  adalah  tanah  kelahiranku, maka artinya aku pulang. Ada rasa senang  dan nyaman  saat ada di dekat  mamah . Tetapi  kemudian  aku merasa  ada ruang kosong. Ada kewajibanku  yang  terbengkalai, suami. Ah, iya dia yang harus  bangun  sendiri, tidur  sendiri, cari  makan  sendiri, menyiapkan baju  sendiri. Maaf Yanda, istrimu  ini meminta "me time" dan ternyata  saat jauh begini, aku memikirkanmu, segalanya  ada rindu. Ternyata  ini bukan  pulang, iya bukan. Pulang  itu ketika kita dan anak-anak bersama. It is a home. Home sweet  home. Jauh darimu  m

Kemanusiaan = Keagamaan

Gambar
Kemanusiaan=Keagamaan "Heal the world Sembuhkanlah dunia Make it a better place Jadikanlah tempat yang lebih baik For you and for me and the entire human race Untukmu dan untukku dan untuk seluruh umatmanusia There are people dying Banyak orang yang sekarat If you care enough for the living Jika kau cukup peduli pada kehidupan Make a better place Jadikanlah tempat yang lebih baik For you and for me Untukmu dan untukku" Sepenggal lagu dari lagu "heal  the  world" ini membuat  saya merenung  dan trenyuh  ketika  mendengar  konflik  antar  negara, pemboman  yang mengorbankan anak - anak. Apapun  bentuknya, ketika  menyentuh  jiwa  anak-anak maka itulah  perbuatan  paling - paling  terkutuk. Terkadang  saya membayangkan  jika diposisi  itu adalah  anak sy sendiri. Kepada siapa saya menuntut. Ini soal  rasa kemanusiaan. Bukan lagi memilih  kasihan  berdasarkan agama. Ketika  saya mengulas  tentang  bom samarinda, ada sindiran  halus  yang datang. "A

Pentingnya Tanda Baca

Gambar
Pentingnya Tanda  Baca Ketika  saya mulai  menemukan  passion. Suami  adalah  orang  pertama yang menjadi tumpahan segala  curhatan  saya. Tak jarang  sindiran  halus  dan kritik  langsung  ia sampaikan. Sebenarnya kalau  saya tipikal  yang baperan  pasti  saya sudah  uring-uringan. Alhamdulillah saya bukan tipikal  tersebut. Saya meyakinkan diri bahwa segala yang saya konsultasikan  ke suami  adalah  salah  satu  proses  belajar  dan menjadikan  saya  lebih  baik  lagi. Pagi ini, karena  kebetulan  kami sedang  LDR. Kami berkomunikasi  via "line". Salah satu pembahasan hari ini adalah "facebook". Suami saya bertanya, "jika facebook  kena hack, kamu akan login  alternatif  pake  apa?." Aku pun  menjawab, "pake no hp Yanda." Dan ternyata  kalimat  yang saya kirim  ke suami, mengundang  persepsi  yang berbeda. Kata suami, "apa? Pake no hp saya?." Saya pun menjelaskan  bahwa  maksudnya  adalah  no hp saya sendiri  dan diberi  embel-embel

Cerita Eyang

Gambar
Rindu Cucu Apa yang ada dipikiranmu  ketika  kata "ibu" disebut? Ia adalah  orang  paling  diutamakan  ketika  kita  hidup. Orang  yang  telah  berjuang  nyawa  agar  kita  melihat  dunia. Orang  yang  akan  selalu  mendoakan  kita. Ibu adalah  wanita  sepanjang  masa, yang  tangguh dan penyayang, yang  akan membentuk  generasi  penerus peradaban. Setelah  memiliki  anak, sy akhirnya mengerti  bagaimana  perasaan  seorang  ibu  dikala  anaknya  sakit, dikala  hidup  pas -pasan  dan dikala hidup  jauh  dari  suami. Bahkan  ada yang  rela  pergi  jauh  untuk  mencari  rejeki  membantu  suaminya. Ibu akan berkorban  untuk keluarganya. Ia akan gigih  berjuang agar  anak - anaknya  tetap  tersenyum  dan bahagia. Ketika  anak - anaknya  dewasa  dan sudah  berganti  status  menjadi  "ibu" juga. Maka ibu kita  akan disebut  "nenek ". Nenek  akan merindukan  cucunya, ia akan berkali2 menelepon menanyakan  kabar  cucunya, bukan  kabar  anaknya  lagi. Ia akan  leb

Surat Cinta

Gambar
Surat  Cinta Pagi ini hujan,  sayang. Aku  memikirkanmu  diluar  sana  yang gigih mencari  kehidupan diantara kota-kota yang kejam. Aku,  anak-anak hasil cinta kita. Kami menanti  kepulanganmu  setiap  hari  menjelang  senja. Jika pekerjaan tidak memperbudakmu lebih lama,  itu artinya  kami  punya  banyak  waktu  untuk bercerita, berdebat,  bertengkar,  atau saling tuduh. Tapi bukankah itu cinta,  sayangku? Pernikahan tidak di bangun oleh hal yang manis-manis saja,  begitu katamu. Uforia  dua buah  hati  kita  saat  menyambutmu, atau terkadang  jerit tangis mereka mengiringi kepulanganmu di rumah. Maafkan aku tidak selalu membuatmu nyaman saat di rumah. Tapi aku lega, kamu  pulang. Suatu  hari  ketika  kamu  pergi  bekerja berhari-hari. Aku gelisah. Aku rindu. Hanya  doa  dan doa. Sampai kemudian  aku mulai  membayangkan, jika  kamu  tak kunjung pulang, jika  Tuhan  berkehendak  lain. Bagaimana  aku nanti? bagaimana  anak- anak kita  nanti? Aku mulai  takut, aku gelisah. Ternyata