Cerita Dibalik Kura-Kura
"Saat anak mulai berkomentar dengan sebuah gambar, ia sedang belajar untuk bercerita. Maka biarkan bibirnya berkata-kata" (Putri Utami)
Tugas sekolah taman kanak-kanak malam ini adalah menulis kata "kura-kura". Arkaan berusaha menyelesaikan perlahan. Berusaha menulis meskipun mengantuk. Saya hanya mampu memberi semangat dan menyajikan dongeng tentang kura-kura. Dari inspirasi gambar di freepik itulah saya menulis cerita "Tempurung Kura-Kura" yang nantinya naskah itu sekalian akan dikumpulkan untuk tugas menulis cerita anak yang sudah deadline.
Karena saya mengawali bercerita kemudian Aqila menuntut saya menggambar kura-kura, baiklah emak akan berusaha lebih baik. (emak ga canggih kalo disuruh ngegambar) Dengan bekal contoh gambar, emak berusaha menyelesaikan gambar sesuai permintaan Aqila.
Tak disangka dari gambar itu Aqila bercerita. Saya menawarkan menuliskan. Beginilah cerita versi Aqila.
"Kura-kura tidak bisa memanjat pohon. Dia suka brokoli, tidak suka apel. Dan dia suka wortel. Semua di dunia ini dia sangat suka. Dia suka bermain petak umat dan rumah-rumahan dan bermain lari. Kata dia boleh berlari-larian. Dia sembunyi di balik semak. Dia suka bermain bola.
Kura-kura suka bermain bola. Suka menyerah bunga. Dia suka semuanya. Suka batre (ko batre ya, nah yang ini saya juga bingung, plus nahan ketawa). Tempat rumah sudah jadi dan besar, dia suka bermain di rumah besar."
Begitulah kisah kura-kura versi Aqila. Kelak saat dia besar nanti dia akan melihat ceritanya ini di usia 4 tahun.
Dan pohon literasi Arkaan serta Aqila mulai tumbuh subur. Disiram dengan bacaan buku setiap hari menjelang tidur.
Yogyakarta, 31 Oktober 2017
Catatan Emak
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst
Komentar
Posting Komentar