Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Belajar Menyanyi

Belajar Bernyanyi Sejak masuk sekolah taman kanak-kanak Arkaan lebih sering meminta Yanda untuk bermain piano dan Arkaan mulai bernyanyi. Lagu wajib nasional, Indonesia Raya dan 17 Agustus. Awalnya Arkaan terbata-bata menyanyikan lagu tersebut. Setelah ada iringan musik dari Yanda, Arkaan mulai mengikuti irama dan liriknya. Pelan-pelan Arkaan mengulang lagu tersebut. Arkaan bersemangat sekali. Dan disaat latihan bernyanyi, ia mulai tertarik untuk belajar piano. Sebenarnya kami tidak memaksa Arkaan untuk berlatih, biarkan ia yang memilih untuk memulai belajar. Agar ada kecintaan dan antusias dari diri sendiri. #Level2 #BunsayIIP #MelatihKemandirian #Tantangan10hari

Keikhlasan Aqila

Sedih jika melihat Aqila melepas kakaknya sekolah. Ia seperti kehilangan teman main. Alhasil kemanapun saya mondar-mandir di rumah, Aqila mengekor terus. Mulai ia mencari perhatian saya. Pagi ini saya mencoba untuk Aqila bisa tenang ketika kakaknya sekolah. Belajar untuk ikhlas. Anak sekecil itu mana bisa? Tapi ternyata dugaan saya salah. Aqila mulai mengerti. Ia mandiri ketika dirumah. Bahkan setelah mengantar kakaknya, ia tertidur pulas. Sebenarnya saya tidak tega membangunkan tidurnya. Namun jam sudah pukul 09.30 waktunya Arkaan pulang sekolah dan saya harus menjemput. Tentu membawa Aqila turut serta. Pesan-pelan saya bangunkan tidurnya. Aqila kemudian terjaga dan berucap "kakak arkaan dijemput ya?"  Dia tahu jadwalnya. Hari ini sepertinya Aqila mulai belajar ikhlas beberapa jam tidak bersama kakaknya. #Level2 #BunsayIIP #MelatihKemandirian #Tantangan10hari

Cerita di Sekolah

Cerita Seru di Sekolah Semenjak Arkaan bersekolah setiap pulang ia selalu bercerita tentang suasana di kelas. Ternyata Arkaan mampu bersosialisasi dan punya teman baru. Arkaan menceritakan suasana di kelasnya. Mulai dari teman baru, teman yang masih menangis ketika ditinggal oleh ibunya. Teman yang suka jahil kepada teman lain. Dan menceritakan bagaimana ia diajarkan menyanyi banyak lagu. Cuman sayangnya Arkaan itu pelupa. Hanya beberapa hal yang Arkaan ingat dan saya harus selalu menanyakan apa yang terjadi disekolah hari itu. Beberapa nama temannya Arkaan juga mulai hafal. Mulai menikmati tempat formal bernama sekolah. #Level2 #BunsayIIP #MelatihKemandirian #Tantangan10hari

Teman Sebaya

Bermain dengan teman sebaya memang lebih menyenangkan. Karena seumur tentu lebih bisa satu frekuensi. Hari ini kopdar pengurus Iip jogja diadakan di rumah saya. Arkaan dan Qila sudah sibuk sejak pagi. Sibuk bertanya siapakah yang datang ke rumah. Sibuk juga menyiapkan mainan dan hal lain untuk nanti, untuk teman-teman katanya. Hari semakin siang, Arkaan dan Aqila yang mulai gelisah menanti kedatangan teman. Alhamdulillah akhirnya datang. Teman sebaya. Yang awalnya malu dan ga pernah ngobrol lama kelamaan bercanda dan saling ngobrol. Entah bermain apa. Sepertinya seru sekali. Bahkan merasa sedih saat temannya mau beranjak pulang. Dan pertanyaan saat itu,  "kapan teman Arkaan main lagi bunda?" #Level2 #BunsayIIP #MelatihKemandirian #Tantangan10hari

Mari Menari

Saat mendengar musik, badan Aqila selalu bergoyang. Entah itu tangan, kaki atau sekedar mengangguk-angguk. Sepulang menjemput kakak Arkaan sekolah. Dirumah saya pendengarkan lagu anak-anak. Arkaan nyeletuk, "itu kaya lagu di sekolah Arkaan."  Sementara adiknya asyik bergoyang seakan menikmati irama musik. Dan diapun bilang,  "bunda, lihat, Aqila lagi nari." Sayapun tersenyum melihat tingkah laku Aqila. Seperti dia sangat menikmati lagu dan mengekspresikan dengan menari. Dia hanya butuh diapresiasi. Sesekali saya dan sang kakak bertepuk tangan dengan tarian Aqila. Seakan ingat lirik sebuah lagu,  "menarilah dan terus tertawa, walau dunia tak seindah surga." Bahwa kebahagiaan memang sederhana ketika kita mampu menikmatinya. Dan Aqila kecil tetap semangat untuk menari,  tersenyum bahagia. #Level2 #BunsayIIP #MelatihKemandirian #Tantangan10hari

Peduli Pada Kebersihan

Sejak kecil, saat Arkaan sudah mulai tahu tentang sampah dan mulai bisa diinstruksi untuk membuang sampah pada tempatnya, kira-kira umur 2 tahun waktu itu. Yandanya yang juga punya kebiasaan sama saat kecil. Menurunkan kebiasaan itu pada Arkaan. Setelah Arkaan memakan kue yang dibungkus selalu ada kalimat yang mengikuti "buang sampah ke tempat sampah ya" sambil menuntun Arkaan membawa bungkusan menuju tempat sampah. Hingga setelah Arkaan kini umur 5,5 tahun. Ia semakin terbiasa dan merasa risih melihat sampah berceceran. Hari ini kami bertamu kesalah satu rumah teman Yandanya. Disana Arkaan antusias karena dimeja tamu sudah tersedia banyak toples kue dan permen. Yang bikin Arkaan lebih antusias lagi adalah sebuah benda warna pink berdiri sejajar dengan meja. Adiknya pun ikut antusias, "bunda, itu tempat sampah ya bunda." Begitu kata Aqila. Arkaan yang sedari tadi sudah memperhatikan meja itu. Tiba-tiba Arkaan mengumpulkan sampah permen dan beberapa bungkus lain k

Berani Ke Dokter

Anak mana yang jika dengar kata dokter akan tersenyum dan bersemangat? Biasanya anak ketika mendengar kata dokter akan merasa takut dan tidak mau diajak berobat. Aqila sudah 3 hari sakit batuk yang tak kunjung reda. Batuk yang sangat mengganggu. Sebenarnya dia sudah mulai mengeluh untuk merengek ke dokter. Cuman  saya belum mengabulkan,  saya menganggap sakitnya ya biasa saja. Toh masih doyan makan dan minum. Dan malam ini akhirnya saya dan suami mengantar Aqila ke dokter. Alhamdulillah kami memakai layanan bpjs dan memilih faskes 1 dokter umum. Jadi berasa punya dokter pribadi. Hehehe Sesampainya di praktek dokter Aqila merasa bosan karena harus antri. Di sinilah saya memberi pengertian dan melatih kesabaran Aqila. Tiba giliran Aqila masuk ke ruang dokter. Ia semakin bersemangat saat dokter mengajaknya berbaring, mengecek mulut dan memeriksa dada. Ada gurat senyum diwajahnya. Bersyukur saya memiliki anak yang berani ke dokter. Dan mau berlatih untuk sabar. Cepet sembuh ya nak. Soal

Peraturan

Hari ini kegiatan seperti biasa. Saat setelah mengantar sekolah Arkaan saya mendapat berita duka. Salah satu teman SMA meninggal. Teman yang sama-sama domisili Yogyakarta. Arkaan dan Aqila hari ini saya latih untuk berani dan mandiri saat saya tidak ada. Saya takziyah dan tidak mengajak mereka pergi. Untuk membuat mereka ikhlas,  saya harus cerita dahulu tentang banyak hal. Akhirnya mereka berdua mengikhlaskan. Sebenarnya ini kali kesekian Arkaan dan Aqila menengek minta ikut. Tapi saya tetap tidak mau mengajaknya. Jadi biar arkaan merasa nyaman dan aman saat tidak ada saya,  mulailah saya menceritakan hal-hal yang membuat mereka berfikir,  merasa dan ikhlas jika bundanya pergi. Arkaan dan Qila adalah tipe anak yang apa-apa harus bunda,  pengen ikut bunda,  mau sama bunda. Dihari inilah anak-anak mulai mengerti keadaan. Mereka rela tidak diajak dan mereka tidak nagih oleh-oleh. Artinya mereka mampu untuk ikhlas dan mengerti. Sepulang melayat, saya diserbu dengan pertanyaan Arkaan. &q

Bebaskan Mereka

Susah rasanya untuk tidak was-was pada kedua anak yang aktif ini. Saya selalu khawatir saat Arkaan dan Aqila bermain hal yang lebih menantang. Sejak Arkaan sekolah Tk, Aqila pun ikut bahagia karena bisa menikmati area bermain di Tk tempat kakaknya bersekolah. Banyak permainan yang ternyata melatih ketangkasan. Maka sejak hari sekolah itu saya harus mengontrol perasaan saya sendiri agar Arkaan dan Qila bisa percaya diri dan bermain dengan bebas. Saya cukup mengawasi saja. Saat anak diberi kebebasan untuk melatih motoriknya,  saat itu pula anak akan merasa percaya diri. Percaya untuk melangkah dan mengambil keputusan. Beberapa permainan di Tk memang ada yang membuat saya was-was. Terutama saat Aqila mulai beraksi. Tapi saya menenangkan diri saya untuk tetap mensuport Aqila. Ternyata efeknya ia dan kakaknya menikmati permainan dan berani melakukan hal yang menantang. Di situlah terlatih perkembangan motoriknya. #Level2 #BunsayIIP #MelatihKemandirian #Tantangan10hari

Sekolah Formal = Melatih Kedisiplinan

17.7.17 adalah angka yang terlihat cantik dilihat. Banyak orang memposting hal istimewa di hari itu di akun sosial medianya. Karena hp bermasalah, beberapa catatan saya mangkrak tak saya lanjutkan. Dihari itu, hari pertama kali Arkaan masuk sekolah. 17 Juli 2017, Arkaan memakai seragam merah. Hari itu pula bercampur aduk rasanya. Saya sendiri sudah mulai deg-degan dari semalam, Arkaan pun terlihat semangat dengan hari esok. Hari pertama sekolah. Baju, sepatu, tas dan hal lain sudah siap. Bahkan adiknya Aqila pun ikut sibuk dan harus memakai segala yang sama dengan kakaknya. Bersekolah artinya Arkaan harus mulai disiplin dengan waktu. Pagi hari ia harus bangun lebih cepat, bersiap-siap dan berangkat ke sekolah. Disiplin juga ketika pulang dan tidur lebih cepat. Alhamdulillah perubahan ritme waktu tersebut bisa Arkaan lakukan tanpa mengeluh. Ia merasa senang dan matanya berbinar. Di sekolah ternyata ia cepat sekali beradaptasi. Tanpa saya ia bisa. Ia berani. Kekhawatiran saya selama ini