Jejak Kisah

Jika waktu mampu ku hentikan, maka bergegas kuhentikan. Aku akan berlama-lama memandangmu bercerita tentang dia. Dia yang selalu ada di hatimu. Dia yang selalu membuatmu berbunga kemudian kamu merasakan pula sakit hati.

Entah logika apa yang aku pakai untuk selalu ada untukmu. Menemanimu kala engkau dikecewakan olehnya. Aku menunggu ceritamu, menunggu bagaimana perasaanmu hari ini. Dan aku menikmati setiap kisah yang kau bagikan. Hingga aku merasa ikut bersedih kemudian aku merasa ikut pula bahagia.

Jika saja aku mampu berkata dihadapan wajahmu itu, maka sudah ku katakan. Putuskan saja, aku disini menantimu. Tidak perlu lagi kau sengsara bersama dia. Aku akan berusaha menjadi sayap pelindung dalam setiap langkah. Aku akan selalu ada menjadi pendengar, penghibur dan penguat dikala kau rapuh. Maka kau seharusnya tahu bahwa dia tidak sepenuhnya peduli padamu. Aku yang selalu ada disini penuh utuh hadir untukmu.

Dan cinta seorang sahabat menjadi cinta yang sebenarnya ada, tanpa kamu sadari.

Namun dalam hidup tidak seperti itu adanya. Bahkan ketika sudah ada cinta di depan mata. Kamu buta untuk menyadarinya. Entah karena kamu tak mau bersentuhan dengan seseorang yang paling mengerti denganmu atau karena kamu tak sanggup berdampingan denganku. Kamu memilih melewati jalan itu, kamu memilih tak sadar. Dan kamu memilih apa yang sudah seharusnya ada. Tidak akan melawan atau merubah kisah. Dengan kata lain, "kan kita sahabat, masa jadi cinta?" tidak bisakah? Entah hukum alam darimana menganggap hal itu tidak sah, bahkan mencap haram. Lalu bagaimana dengan keadaanku? Aku menikmati setiap sabdamu. Biarkan alam yang menjadi saksi setiap hari yang telah aku lalui bersamamu. Dan biarkan Tuhan yang menentukan takdir. Aku tetap sahabatmu. Selalu begitu nantinya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saksi Sebuah Pohon

Ingin Membuat Konten yang Menarik? Yuk, Jalan-Jalan ke Yogyakarta

Motivasi, Tujuan dan Mimpiku