Time is Education
Time is education
"Pataaaah... Bukaaa... Doroooong..." begitu kira-kira kata yang sering diulang-ulang Yanda setiap kali Yanda mengajarkan kepada aku dan juga anak-anak mengenai teknik pergerakan kaki pada "gaya dada". Sering kali aku melihat Yanda dengan mimik wajah gemas karena melihat aku yang berulang-ulang melakukan kesalahan. Maklum, walaupun masih kepala dua, aku tidak lagi muda.
Di tengah kesibukannya menjadi seorang buruh yang tak pernah mengenal waktu libur. Yandanya anak-anak berusaha meluangkan waktu untuk kami berolah raga. Maksudku, bertamasya ke kolam renang. Iya, kami lebih memilih menyebutnya "bertamasya" karena kegiatan yang kami lakukan lebih cocok disebut bertamasya ketimbang berolah raga.
Renang adalah olahraga favorit kami. Sebenarnya olahraga favorit yandanya.
Karena yanda, kami jadi mengerti berenang. Tidak sekadar bermain air, atau biasa kami sebut: bertamasya.
Aku yang memang tidak bisa berenang, akhirnya setelah beberapa kali mendampingi anak-anak bermain. Yanda mengajari beberapa teknik pernafasan gerak efisien di dalam air pada Arkaan dan Aqila, termasuk aku.
Berbeda dengan aku yang sudah emak-emak, Arkaan yang berumur 5y itu lebih mudah diberi pembelajaran. Menurut Maria Montessori dalam "Absorbent Mind" bahwa anak-anak pada usia ideal mampu berkembang setara dengan 60 tahun masa hidupnya. Maka ketika kita mengabaikan masa tersebut, kita telah menyia-nyiakan 60 tahun masa perkembangannya.
Butuh waktu memang untuk belajar agar sampai benar - benar mampu berenang khususnya emak-emak sepertiku. Meskipun sering kali aku mendengar pepatah "tidak ada kata terlambat untuk belajar", sejak mengetahui apa yang Montessori katakan melalui penelitiannya, aku pun tak sepenuhnya setuju dengan pepatah tersebut. Namun setidaknya pembelajaran yang pelan-pelan ini mengajarkanku sebagai ibu untuk berproses menjadi lebih sabar dan lebih semangat lagi bersama anak-anak.
Terimakasih yanda.
Ceritanya bagus,seru...membuat pembaca berimajinasi ttg kolam renang.
BalasHapusMembuat ingin ikutan tamasya renang He he
Hehehe, betul juga ya, Mba, lebih untuk rekreasi kalau renang main-main begitu, walaupun sebetulnya kalau ditekuni bisa terhitung sebagai olahraga juga,ya.
BalasHapus